Trusting Mindset, Percaya sama Dirimu Sendiri!

Aku termasuk orang yang suka overthinking. Beberapa kali ketika aku mau memutuskan sesuatu, aku cukup sering memikirkan itu berulang-ulang, berlarut-larut, dalam pikiran kayak: “kira-kira kalo aku mutusin untuk begini gimana ya? Apa konsekuensinya nanti?” lama banget mikirnya, sampai akhirnya malah nggak dikerjain, terus nanti nyesel sendiri.

Atau misal aku baru post, mengatakan, atau berbuat sesuatu, setelahnya aku bukannya mengerjakan urusan lain, tapi kadang suka baca ulang chat/flashback, sambil mikir: “perkataan / perbuatan ku tadi udah tepat belum ya? kayaknya bisa di improve di bagian ini, ini, ini..” terus gak kerasa aja udah banyak waktu terbuang di situ, sampai melalaikan urusan lain. Sedih banget.

Dari BAB “trusting mindset” di 80 productivity hacks ini aku belajar lagi bahwa overthinking merupakan penghalang terbesar kita dari produktivitas. Meski niatnya baik pengen antisipasi, pengen evaluasi, tapi kalau dilakukan dalam porsi, metode, dan waktu yang gak bijak, itu bisa jadi toxic.

Waktu kuliah aku suka ngelihat teman aku, perempuan, ketua HIMA, dia kalau ngelakuin apa-apa tuh kayak sat set sat set gitu, aku kagum banget. Dia bisa mecahin masalah terus mengambil keputusan abis itu udah, ga banyak loading, langsung kerjain yang lain. Nggak heran pencapaian dia di kampus banyak banget. Bisa menjalani organisasi dengan jabatan tinggi, dapat beasiswa, IPK bagus, aktif ikut lomba, aktif di kelas, populer di kalangan kampus dan dosen2, populer di sosmed, teman-temannya pun banyak banget dan beragam. Pokoknya seneng bgt deh lihatnya.* Beda sama aku yg loading nya suka lama dari 1 aktivitas ke aktivitas lain wkwk..

Dari semua yang udah aku alami sampai aku baca bab ini, aku ngerasa “wah bener ya”.. Untuk hidup lebih produktif, kadang kita perlu “menghentikan” pikiran kita sejenak dan percaya sama diri kita. Percaya bahwa keputusan kita itu udah baik. Percaya bahwa pembelajaran kita itu worth it. Percaya bahwa kita itu mampu, kita itu bisa, kita itu cukup. And it’s okay to not be perfect.

Salah satu contoh aku mulai menerapkan trusting mindset itu ketika aku ikut webinar series Tarbiyah Sunnah Learning. Jadi setiap akhir sesi, itu selalu ada kuis seputar materi yg tadi dibahas, siapa yg raise hand tercepat, dia yg jawab. Most of the time, biasanya aku mencatat materi webinar yang aku ikuti, apalagi kalau webinar itu berbayar. Cuma aku masih suka ragu untuk angkat tangan dengan cepat, karena masih mikir “ini nanti jawabannya ada di bagian mana ya.” Alhasil, aku keduluan terus sama peserta lain yg lebih antusias.

Sampai pada seri webinar terakhir, aku ngerasa kayak: “wah ras.. sebenernya kamu bisa lho angkat tangan sebelum pertanyaan selesai dibacain (toh yg lain juga gitu). Kamu gak pede nanti bisa jawab? Pede dong.. kamu kan nyimak, kamu kan nyatet.”

Dari situ, aku tergerak untuk mendengarkan suara hati aku, percaya sama diriku, sambil memberanikan diri untuk raise hand sebelum pertanyaan selesai dibacakan. Dan qadarullah.. aku berhasil raise hand pertama dari puluhan peserta lain dan alhamdulillah aku bisa ngejawabnya 😍

Teruntuk temen2 yg sebenernya udah belajar suatu ilmu, tapi masih malu, cemas, ragu untuk coba eksekusi, yg suka overthinking terhadap masa lalu dan masa depan, takut keluar dari cangkang.. tulisan ini aku persembahkan untuk kamuu. Semoga bermanfaat ya 🙏 Mari kita berjuang bersama 🤲💪✨

Leave a comment